DONASI SEKARANG

Yayasan CARF

21 Februari, 25

Ketua Santo Petrus

Kursi Santo Petrus dan perayaannya di Gereja

Perayaan Kursi Santo Petrus ini tidak hanya mengingatkan kita akan otoritas Santo Petrus, tetapi juga menyoroti bantuan yang diberikan Gereja melalui persekutuan dan pengajaran Injil.

Setiap tanggal 22 Februari, Gereja Katolik merayakan hari raya Ketua Santo PetrusKunjungan Paus, sebuah acara khusus yang menyoroti peran Paus sebagai penerus Petrus dan misinya untuk membimbing umat beriman dalam iman dan persatuan.

Ini adalah hari yang mengundang kita untuk melihat kepemimpinan rohani dengan visi yang diperbarui, mengingatkan kita bahwa Paus adalah seorang pemandu, tetapi juga pendukung di masa-masa sulit, seseorang yang mendorong kita untuk maju dalam iman. Para Paus dan umat beriman Ketua Santo Petrus mengingatkan kita akan pentingnya iman dalam hidup kita dan dalam komunitas, menunjukkan kepada kita jalan ke depan.

Perayaan Ketua Santo Petrus menjadi kesempatan untuk bersatu dalam doa dan memperkuat iman kita. Kursi melambangkan pengajaran dan bimbingan yang ditawarkan Paus kepada Gereja dan semua umat beriman.

kursi kentang pertama

Makna Kursi Santo Petrus

Pada hari ini di Petrus mengundang kita untuk mengingat kembali komitmen terhadap ajaran Gereja.

Kata katedral berasal dari bahasa Latin cathedrayang berarti kursi atau tempat duduk, dan melambangkan otoritas pengajaran uskup. Dalam konteks ini, Kursi Santo Petrus melambangkan peran Petrus sebagai uskup pertama Roma dan tanggung jawab paus sebagai penggantinya yang sah.

Terletak di Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan, RomaKursi ini adalah simbol kesinambungan kerasulan dan kesatuan Gereja. Menurut Injil Matius, Yesus berkata kepada Petrus: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku" (Mat. 16:18). Dengan kata-kata ini, Kristus memperjelas misi Petrus sebagai pemandu Gereja, sebuah misi yang masih hidup sampai sekarang dalam diri Paus dan dalam karya pelayanannya.

Petrus adalah pengingat konstan bahwa komunitas orang percaya bersatu dalam iman. Berdoa untuk PausPetrus adalah bagian mendasar dari kehidupan spiritual kami.

Selama lebih dari dua ribu tahun, Gereja telah mempertahankan suksesi kerasulan.Gereja, memastikan kelangsungan misi yang dipercayakan oleh Kristus kepada para rasul-Nya. Ketika Petrus pindah ke Roma, ia mendirikan pusat kepemimpinan di sana, menjadikan kota tersebut sebagai pusat Kekristenan dan simbol persatuan bagi semua umat beriman.

Perayaan ini merupakan pengingat bahwa Gereja tetap menjadi institusi yang hidup, yang terus memperbarui diri dan menemukan sosok Paus sebagai titik acuan bagi semua umat Katolik.

Petrus menawarkan kita kesempatan untuk merefleksikan peran kita dalam misi Gereja.

Gereja dan membantu umat beriman dalam perjalanan iman mereka

Sepanjang sejarah, perusahaan Gereja telah menjadi mercusuar bantuan dan bimbingan spiritual. bagi jutaan umat beriman di seluruh dunia. Saat ini, sosok Paus terus memainkan peran penting dalam penyebaran Injil dan mempromosikan perdamaian serta solidaritas di antara umat Kristiani.

Ketua Santo Petrus mengingatkan kita bahwa Gereja tidak hanya membimbing orang-orang percaya, tetapi juga menopang mereka dengan pengajaran dan dukungannya. Gereja adalah tempat di mana banyak orang mencari perlindungan ketika hidup menjadi sulit, di mana mereka menemukan sebuah komunitas yang tidak meninggalkan mereka sendirian dan sebuah iman yang memberikan harapan. Saat kita merayakan Pesta Santo Petrus ini, kita menegaskan kembali iman dan komitmen kita kepada Gereja.

Josemaría Escrivá, pendiri Opus Dei, menekankan pentingnya persekutuan dengan Paus dan doa untuk pribadi dan niatnya. Dalam tulisan-tulisannya, ia mendorong umat beriman untuk berdoa bagi Bapa Suci, dengan mengakui bahwa di dalam dirinya "Kristus yang manis di bumi dan menggarisbawahi perlunya untuk tetap bersatu dengan penerus Petrus untuk memperkuat iman dan kesatuan Gereja. Doa untuk Paus bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga sebuah tindakan dukungan dan persekutuan dengan Gereja universal.

Menjadi imam di Yayasan CARF Bolivia

Para imam dilatih berkat Yayasan CARF, sebuah jembatan antara Gereja dan bantuan sosial

The para imam yang dilatih berkat hibah dari Yayasan CARF membawa ajaran Gereja ke seluruh penjuru dunia. Berkat pelatihan mereka, mereka menjadi pembawa pesan Injil dan contoh hidup dalam membantu dan bersekutu dengan Paus.

Misinya tidak hanya memperkuat persatuan di dalam Gereja, tetapi juga memberikan dukungan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui inisiatif pastoral dan sosial, seperti yang dapat dibaca di kesaksian mereka mengutus kami. Mereka adalah para imam yang tidak hanya berbicara tentang iman, tetapi juga menghidupinya dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan di mana kemiskinan menekan, di rumah sakit di mana kesepian membebani, dan di penjara-penjara di mana harapan tampaknya hampir habis. Mereka adalah kaki dan tangan Gereja di dunia nyata.

Hari ini, pesta ini mengundang kita untuk memperbarui komitmen kita kepada Gereja dan mengakui bimbingan Paus sebagai mercusuar yang membimbing kita di tengah-tengah kesulitan dan tantangan dunia modern. Ini adalah kesempatan untuk merefleksikan partisipasi kita sendiri dalam misi Gereja dan bagaimana, dari kehidupan sehari-hari, kita dapat berkontribusi dalam membangun komunitas yang lebih bersatu dan saling mendukung.

Panggilan untuk Bersekutu dan Berdoa bagi Gereja

Pada hari perayaan ini, semua umat diundang untuk Berdoa untuk Paus dan Gerejasehingga dapat terus menjadi alat persatuan dan pertolongan bagi dunia. Perayaan yang kita rayakan ini merupakan pengingat bahwa, terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, Gereja tetap menjadi pilar pengharapan dan titik acuan bagi jutaan orang yang mencari bimbingan dan dukungan spiritual dalam perjalanan iman mereka.

Di dunia yang terkadang terlihat lebih terpecah daripada sebelumnya, mengingat bahwa Gereja adalah rumah bagi semua orang memulihkan iman kita bahwa persatuan itu mungkin. Ini adalah waktu untuk memperkuat komitmen kita pada iman dan komunitas, karena hanya dengan bersama-sama kita dapat terus membangun sebuah Gereja yang sungguh-sungguh menolong dan menemani semua orang.

Saat kita merayakan pesta ini, kita menegaskan kembali iman kita pada janji Kristus untuk selalu bersama Gereja-Nya dan mengakui pentingnya untuk tetap berada dalam persekutuan dengan Paus, penerus Petrus, untuk menjadi saksi-saksi otentik dari Injil di dunia saat ini.