DONASI SEKARANG

Yayasan CARF

11 Januari, 24

Blog

imam

"Kami para imam harus menularkan kepada kaum muda, dengan hidup kami, sebuah kepastian dan keamanan".

Simak kisah Pastor Danilo Juvenal Aranda, seorang imam Argentina dari Keuskupan San Roque. Dia adalah salah satu dari tiga puluh imam yang mendampingi lebih dari setengah juta umat Katolik yang tinggal di wilayah tersebut.

Benih panggilannya untuk menjadi imam dalam iman neneknya

Di dataran utara yang luas ArgentinaDanilo dan saudara-saudaranya dibesarkan oleh nenek mereka di wilayah Chaco, tempat kota Presidencia San Roque berada. Dari neneknya, seorang wanita yang banyak berdoa dan terus berdoa kepada Tuhan, ia menerima imannya. Ketika ia pergi untuk belajar di kota lain, ia bertemu dengan gereja paroki San Antonio de Padua de RĆ­o Bermejito. Dengan bimbingan rohani dari imam RamĆ³n Roa, dan menemaninya dalam pekerjaannya di banyak daerah pedesaan yang ia layani, keinginan itu terbangun untuk melayani Gereja.Ā 

Dalam sebuah pengalaman pastoral, Aranda menjawab panggilan untuk menjadi seorang imam dan memutuskan untuk masuk ke seminari antar keuskupan. Jalannya menuju imamat ditempa dalam keaslian iman yang dihidupi dalam kehidupan sehari-hari di rumahnya, dan dikonsolidasikan dalam dedikasinya kepada masyarakat pedesaan yang merindukan makanan rohani di tengah-tengah luasnya dataran Argentina.


"Nenek saya, dengan doa-doanya yang terus menerus, menerangi jalan iman saya. Dalam pelayanan kaum muda, saya menemukan panggilan untuk melayani, khususnya di daerah pedesaan. Imamat tidak lagi hanya sebuah panggilan; itu menjadi misi saya.

Pendeta Danilo Juvenal Aranda.

Teologi di jalanan Kota Abadi

Jalan Danilo Aranda menuju imamat membawanya ke Kota Abadi, Romadi mana teologi bernafas di setiap sudut. Di Kolese Internasional Sedes Sapientiae dan Universitas Kepausan Salib Suci, ia tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengalami persaudaraan yang unik dengan orang-orang muda dengan panggilan yang sama dari seluruh dunia.

Teologi menjadi lebih dari sekadar studi akademis; itu adalah pengalaman yang ia rangkul dengan segenap pikiran, hati, dan jiwanya. Belajar di Roma memungkinkannya untuk bertemu dengan Paus Benediktus XVI dan Fransiskus yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam perjalanan hidupnya.

Kehidupan istimewa Kota Abadi tercermin dalam setiap kelas di universitas, dalam setiap pengalaman dengan rekan-rekan yang memiliki keprihatinan spiritual yang sama. Vitalitas Roma tidak hanya menyuburkan formasi akademisnya, tetapi juga memperkuat komitmennya pada panggilan imamatnya melalui pembinaan manusiawi dan spiritual.Ā 


"Roma tidak hanya memberi saya pengetahuan; saya tenggelam dalam sejarah Gereja yang hidup. Pada masa itu, saya mengalami universalitas iman kita. Berdialog dengan para paus bukan hanya sebuah kehormatan, tetapi juga sebuah pelajaran hidup tentang kerendahan hati dan pelayanan.

Pendeta Danilo Juvenal Aranda.

Kenangan abadi dari Roma

Di antara lorong-lorong berbatu dengan sanpietrini dan basilika megah di Roma, Don Danilo menyimpan kenangan yang akan selalu dikenang sepanjang hidupnya. Hari pemilihan Paus Fransiskus, misalnya. Pada tanggal 13 Maret 2013, dia sedang belajar, merevisi sebuah mata pelajaran, ketika bel pintu mulai berbunyi, dia mulai mendengar suara-suara dan merasakan banyak gerakan. Sampai dia mendengar seseorang berkata "habemus papam". Semua orang dari sekolah berlari ke Lapangan Santo Petrus, meskipun hujan turun, saat mereka mendengar suara lonceng gereja berbunyi untuk mengumumkan pemilihan Paus Bergoglio.


"Setiap batu besar di Roma memiliki cerita. Mengenang hari Habemus Papam adalah untuk menghidupkan kembali sebuah epos iman yang menandai hati saya. Hujan tidak mengurangi sukacita; justru membuatnya semakin kuat.

Pendeta Danilo Juvenal Aranda.
imam

Dari penahbisan hingga pelayanan paroki

Menantang pandemi dan menemukan keindahan dalam pelayanan

Penahbisan pada tahun 2015 menandai babak baru dalam kehidupan Pastor Danilo Juvenal Aranda. Dari posisi sekretaris uskup menjadi pastor paroki San Bernardo, perjalanannya ditandai dengan pelayanan dan pendampingan.

Pandemi yang penuh tantangan namun penuh dengan peluang, mengungkapkan kepadanya keindahan pelayanan pastoral. Mendampingi komunitasnya di tengah ketidakpastian menjadi ungkapan nyata dari komitmen dan pengabdiannya. Setiap tahap perjalanannya telah memungkinkannya untuk menemukan dimensi baru dari panggilannya sebagai seorang imam, mulai dari peran administratif hingga pelayanan langsung di paroki.Ā 


"Pandemi bukan hanya sebuah tantangan, tetapi juga sebuah kesempatan untuk menemukan esensi dari pelayanan, untuk menemukan keindahan di tengah-tengah kesulitan. Pekerjaan saya sebagai seorang imam memiliki makna baru pada masa itu".

Pendeta Danilo Juvenal Aranda.
imam
Mendengarkan, menemani, dan menyaksikan: kunci untuk terhubung dengan kaum muda

Di dunia di mana kaum muda semakin menjauhkan diri dari Gereja, Pastor Aranda menjawab tantangan untuk membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan. Pengalamannya di berbagai paroki dan dalam pelayanan kaum muda mengungkapkan pentingnya mendengarkan secara aktif.

Keaslian dan kedekatan sangat penting untuk terhubung dengan generasi masa kini. The kaum muda Mereka merindukan lebih dari sekadar pidato; mereka mencari kesaksian yang hidup tentang iman, dan Pastor Danilo berusaha untuk menjadi kehadiran yang penuh harapan dan sukacita. Di setiap komunitas di mana ia melayani, ia memahami bahwa hubungan yang tulus dengan kaum muda dibangun di atas keaslian dan empati.


"Kaum muda mencari keaslian dan iman yang menjelma. Mereka membutuhkan saksi-saksi yang mencerminkan sukacita dan pengharapan yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Pelayanan kaum muda bukan hanya sebuah tugas, tetapi juga sebuah panggilan yang penuh semangat.

Pendeta Danilo Juvenal Aranda.
Iman, persaudaraan dan pembinaan berkelanjutan: pilar-pilar imam modern

Dalam menghadapi tantangan abad ke-21, bagi Pater Danilo Aranda, kepercayaan kepada Tuhan dan persaudaraan di antara para imam sangat penting. Ketekunan dalam doa dan pelayanan, pembimbing rohani yang baik dan pembinaan yang berkelanjutan juga penting. Inilah pilar-pilar yang mendukung misi imam.Ā 


"Iman, persaudaraan dan pembinaan yang berkelanjutan adalah seperti pilar-pilar yang menopang imam di masa-masa sulit. Percaya kepada Tuhan dan saling mendukung adalah kunci keberhasilan. Selain itu, pembinaan yang berkelanjutan membuat kita siap untuk menghadapi tantangan yang muncul dengan kebijaksanaan dan kearifan".

Pendeta Danilo Juvenal Aranda.

PEKERJAAN 
YANG AKAN MENINGGALKAN JEJAKNYA

Membantu menabur
dunia para imam
DONASI SEKARANG